Dampak Kemiskinan
Kemiskinan identik dengan keadaan serba tidak menyenangkan bagi manusia, karena hampir semua yang dianggap layak tidak dapat diakses oleh mereka secara optimal, yaitu kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Rantai teruntai dengan kuat yaitu antara kemiskinan, buruknya kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan dan kehidupan yang jauh dari sejahtera. Diperlukan sebuah alat yang bisa memutuskan rantai ini jika tidak ingin rantai ini nantinya kemudian semakin panjang dan mengikat kuat leher rakyat.
Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas data-data ataupun fakta-fakta statistik lainnya mengenai kemiskinan di Bogor. Penyebab kemiskinan sendiri ada beberapa, yaitu kepadatan penduduk yang terus meningkat yang akhirnya akan meningkatkan persaingan dalam mencari lapangan kerja.
Lapangan kerja yang memang sedikit di wilayah Bogor ini memperburuk keadaan. Angka ini diperoleh dari pengelompokan warga miskin sesuai dengan standar yang ditentukan oleh BPS, yaitu mencakup 14 parameter utama. Menurut BPS, suatu rumah tangga dapat dikatakan miskin jika memenuhi minimal sembilan dari 14 indikator yang ditetapkan. Kenyataan ini tentu sangat mengiris nurani kita, bayangkan saja bagaimana kondisi sebuah keluarga yang memenuhi 9 indikator kemiskinan tersebut.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan ini dirasakan lebih berat dan lebih meyulitkan bagi warga yang memang mengalaminya.
Dampak dari kemiskinan sendiri begitu mengkhawatirkan, baik bagi individu, masyarakat serta negara. Dampak yang pertama adalah dampak masalah kependudukan, yaitu tidak meratanya kesejahteraan di suatu wilayah yang akhirnya akan menghambat proses pemenuhan sarana dan prasarana pemenuh kebutuhan. Terbatasnya lapangan pekerjaan pun ternyata bukan hanya penyebab dari
Jika masyarakat di suatu wilayah termasuk ke dalam kategori miskin, maka mereka akan sibuk mencari atau berupaya untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Mereka tidak bisa secara optimal ikut dalam pembangunan daerah. Dampak ketiga dari kemiskinan adalah dampak masalah pendidikan. Kemiskinan dekat dengan kebodohan dan keterbelakangan pengetahuan. Sebenarnya ini sebuah generalisasi dari keadaan. Warga miskin memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan yang berkualitas baik. Hal ini karena di negara kita, pendidikan masih menjadi barang mahal yang harus dibeli dengan uang.
Padahal, untuk membeli makan dan kebutuhan harian pun sangat sulit bagi mereka. Karena pendidikan adalah dasar yang diperlukan untuk mengubah nasib mereka. Lewat pendidikanlah mereka bisa mengerti standar hidup yang layak serta hal-hal lain yang menjadi modal hidupnya. Pendidikan di Kota Bogor, masih terbilang baik, berbeda dengan di Kabupaten Bogor yang jumlah minat belajarnya saja masih kurang. Hal ini terjadi karena mental nrimo dan pasrah yang diyakini akan membuat hidup mereka tanpa masalah. Mereka enggan melangkahkan kakinya lebih lebar untuk keluar dari lingkaran kemiskinan ini. namanya juga orang miskin…bisa makan setiap hari saja sudah syukur..”.
Mereka berpendapat bahwa segala hal yang baik dan biasa dikonsumsi orang lain yang lebih mampu, tentu tidak cocok bila berada di tangan mereka. Biasanya, kalau pun ada usaha yang mereka lakukan, semuanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan harian saja, yaitu makan dan pakaian. Kemiskinan menjadi mimpi buruk bagi setiap orang. Mimpi buruk bagi warga miskin itu sendiri karena merasa serba tidak berdaya dan merasa selalu dipandang sebelah mata. Contoh untuk hal ini adalah banyaknya pengemis dan anak jalanan.
Kejahatan pun dekat dengan kemiskinan, karena tindakan pencurian atau perampokan, sering kali dilakukan oleh orang-orang yang tidak berpendidikan tinggi karena keterbatasan ekonomi. Semua hal ini tentu akan merusak tatanan sosial yang ada, dan jika terus dibiarkan akan menjadi bom waktu yang siap meledak.
Jika tak bisa dengan tindakan atau materi, setidaknya dengan pemikiran dan doa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.