WELCOME

Hapuskan Kemiskinan Di Indonesia
"Terus Berjuang Demi kepentingan Masyarakat" ayo tuntaskan kemiskinan bersama,...


November 22, 2011

Kemiskinan di Jakarta

Kemiskinan di Jakarta
(Pos Kota) – Seluruh Camat dan lurah yang ada di Jakarta Utara diminta untuk terus berupaya mengentaskan kemiskinan yang ada di wilayahnya.
“Saya harap para camat dan lurah jangan menyerah dan dalam mengatasi kemiskinan di wilayah masing-masing. Masalahnya, jumlah pengangguran di kawasan ini cukup besar dan pendapatan keluarga yang diperoleh hanya bisa bertahan hidup.
Selain Kalibaru, seluruh camat dan lurah juga diminta untuk mendata angka kemiskinan dan permasalahannya yang ada di wilayahnya. Di Kecamatan Kelapa Gading, persoalan yang kerap terjadi adalah banjir lantaran daerahnya yang cukup rendah dan belum tersedianya waduk folder sebagai penampung dan pengelola air.
“Di Kecamatan Cilincing adalah saat ini tidak adanya sanksi dan aturan yang tegas terhadap penerimaan bantuan yang melakukan penyelewengan.
Jakarta memang sangat kontras, dan salah satu sisi kontras Jakarta adalah ketika kemiskinan dan kemakmuran bercampur menjadi satu, berpadu dan tersaji sebagai potret kehidupan di berbagai sudut kota. Perbedaan antara si kaya dan si miskin bagaikan langit dan bumi. Jika pada tahun 2009 13 persen penduduk Jakarta berpenghasilan di atas US$ 10.000, pada saat yang sama ada sekitar 3,62 persen penduduk yang justru berpenghasilan kurang dari 316.963 rupiah per bulan.
Potret kemiskinan kota
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin Jakarta mencapai 363,42 ribu orang (3,75 persen), meningkat sebesar 51,24 ribu dari tahun sebelumnya yang mencapai 312,18 ribu orang (3,48 persen).
Jumlah orang miskin di atas kemungkinan masih under estimate (di bawah perkeriaan), karena survei kemiskinan yang dilakukan BPS menggunakan pendekatan rumah tangga. Penduduk yang tinggal di bawah kolong tol atau yang sama sekali tidak memiliki tempat tinggal, yang jumlahnya cukup banyak, kemungkinan besar tidak terwakili dalam hasil survei. Singkat kata, jumlah penduduk miskin Jakarta bisa lebih tinggi dari angka BPS di atas.
Semakin meningkatnya tingkat kriminalitas dan konflik sosial antar warga (tawuran) di Jakarta belakangan ini sedikit banyak dipicul oleh persoalan kemiskinan dan pengangguran. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, kemiskinan di Jakarta adalah fenomena kemiskinan kota (urban poverty), dimana penduduk miskin cenderung terkumpul pada daerah pemukimam kumuh, bantaran kali, dan pesisir pantai. Kemiskinan di Jakarta muncul sebagai akibat dari berbagai dimensi (multi dimensi) seperti tingkat pendapatan yang rendah, kondisi kesehatan yang buruk, pendidikan rendah, kerawanan atau ketidak-amanan individu dan tempat tinggal, serta ketidakberdayaan.
Sabagian besar penduduk miskin Jakarta adalah para migran dari desa−daerah-daerah sekitar Jakarta dan Jawa. Semakin sulitnya kehidupan di desa (daerah asal) dan keberadaan Jakarta sebagai pusat ekonomi−70 persen uang di negera ini beredar di Jakarta−adalah pemicu utama dari arus urbanisasi yang kian deras. Dalam hal ini, kita tidak bisa menyalahkan mereka yang bermigrasi ke Jakarta, karena sebagai warga negera mereka berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak dimana pun tempatnya di republik ini. Pilihan untuk datang ke Jakarta adalah hak mereka.
Namun sayangnya, Jakarta sebagai kota perdagangan dan jasa tidak menginginkan sebagai besar mereka, karena mereka umumnya datang ke Jakarta tampa bekal pendidikan dan keahlian yang cukup, yang dinginkan oleh pasar tenaga kerja di Jakarta. Bahkan, tidak jarang dari mereka yang bernasib sebagai pengangguran, pengemis dan gelandangan.
Buruknya kondisi kesehatan penduduk miskin Jakarta disebabkan oleh kondisi hidup yang kumuh-padat dan tidak higienis, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat karena polusi, bahaya lingkungan seperti banjir, air pasang dan longsor, risiko yang tinggi terhadap penyakit karena buruknya kualitas air, udara dan sanitasi.
Hasilnya, Jakarta semakin sesak dan padat. Beberapa kawasan di Jakarta bahkan memiliki tingkat kepadatan penduduk yang terlalu tinggi dan terpadat di Asia Tenggara. Selain itu, tingkat kepadatan penduduk yang terlalu tinggi juga akan menyulut konflik yang dipicu oleh gesekan sosial dan konflik antara pengguna ruang.
Hal ini adalah persoalan yang amat serius, karena tingkat pendidikan yang rendah meyebabkan lingkaran setan kemiskinan menjadi sulit diputus. Dengan pendidikan, penduduk miskin akan memperoleh akses pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik. Itulah sekilas potret kondisi kemiskinan di Jakarta. Kita berharap semoga Jakarta yang merupakan pintu gerbang dan wajah Indonesia menjadi semakin baik ke depan, sehingga dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi penduduknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

BERITA TERKINI

Mau Backlink Gratis Dan Instant Ke Web Anda

Dapatkan 1000 backlink PageRank tinggi secara gratis dan langsung cukup daftar langsung dapat 1000 backlink yang tentunya akan membuat situs anda teroptimasi dengan baik segera gabung di sini Gratis buy textlink
Tempat Belajar Internet Marketing Secara Online Dengan Member Lebih Dari 300.000 Dan di Dukung Tenaga Professional Terbukti Handal,Gabung Dan Dapatkan Materi Pelajaran Gratis 1 Bulan Penuh Di Sini